Yogyakarta – Pada hari Jumat, 19 November 2021 dilaksanakan Pelepasan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XXIII Tahun 2021 di Badan Pendidikan dan Pelatihan Pemerintah Daerah Derah Istimewa Yogyakarta.

Penutupan dihadiri oleh Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Bapak Dr. Adi Suryanto, M.Si., Asisten Sekretariat (Setda) DIY Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum, Bapak Sumadi, S.H., M.H., Kepala Kantor Regional I  BKN Yogyakarta, Kepala Badan Diklat DIY, Bapak Drs. YB. Jarot Budi Harjo , Ibu Dra. Anjaswari Dewi, MM., Perwakilan dari IKA-PIMNAS, Ibu Dra. Septi Sri Rejeki, Kepala Arsip Nasional RI, Bawaslu, BKPSDM, BKPP dan BKPPD instansi pengirim, tamu undangan dan widyaiswara.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Jarot Budi Harjo pada saat menyampaikan laporan penutupan, PKN Tingkat II diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi kepemimpinan strategis pada Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama yang akan berperan dan melaksanakan tugas serta fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.

Evaluasi yang telah dilakukan oleh seluruh komponen yang terlibat dalam pelatihan seperti fasilitator, coach, mentor, dan penyelenggara, dilakukan dengan menilai 4 aspek: Evaluasi Pemahaman dan Praktek Kepemimpinan Strategis, Evaluasi Visitasi Kepemimpinan Nasional, Evaluasi Sikap Perilaku, dan Evaluasi Proyek Perubahan. Berdasarkan penilaian tersebut peserta PKN Tingkat II yang berjumlah 59, yang awalnya 60, mengundurkan diri 1 orang, dinyatakan LULUS 59 orang dengan kualifikasi:

  • Sangat Memuaskan : 12 orang
  • Memuaskan : 47 orang

Sambutan Wakil Gubenur DIY seperti yang disampaikan oleh Bapak Sumadi, mengajak seluruh peserta, pasca pelatihan untuk memulai kebiasaan pembaruan dan membaharui kebiasaan dan mengajak seluruh peserta untuk menjadi sosok pemimpin yang tidak sekedar survive melainkan berupaya untuk berkembang bersama seluruh jajaran di tengah arus perubahan dan akhirnya meninggalkan legacy yang dapat diperdayakan lebih lanjut oleh generasi penerus.

Sementara itu Bapak Adi Suryanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa birokrasi haruslah adaptif menghadapi setiap peristiwa perubahan termasuk bencana karena Indonesia berada pada lingkaran cincin api, termasuk pandemi Covid 19 yang sekarang terjadi, maka sebagai aparatur haruslah memulai kultur baru, sebuah pola pikir baru.

“Saya yakin selama 4 bulan lamanya, rekan-rekan bisa mengambil pelajaran, pengalaman, peristiwa yang Bapak Ibu lakukan dengan Proyek Perubahan, pemimpin perubahan harus mengetahui masalah birokrasi dan tau bagaimana cara menyelesaikan masalahnya,” tegas Bapak Adi Suryanto.

Bapak Adi Surryanto berpesan kepada para peserta bahwa ketika ada ide baik dan bagus maka semua orang harus setuju dengan ide tersebut, maka tugas seorang pemimpin adalah mampu mengajak orang lain yang awalnya meragukan, tidak percaya, tidak mendukung berbalik untuk menjadi pendukung sejati.

“Ketika kita mampu mengajak orang bersama-sama melakukan perubahan, itulah pemimpin perubahan, Proyek Perubahan hanyalah instrumen, ini bukan diklat perubahan, ini adalah diklat kepemimpinan, yang penting adalah bagaimana Bapak Ibu sekalian bisa mengambil pelajaran dari pengalaman melakukan proyek perubahan,” tutup Bapak Adi Suryanto

 (hdk)