Senin (10/04/2023) – Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY melalui Bidang Pengembangan Kompetensi Dasar, Manajerial dan Sosiokultural menyelenggarakan Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan I Tahun 2023 yang bertempat di Gedung Menza Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Plt Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat DIY, Bapak Aris Eko Nugroho S.P., M.Si., dan Deputi LAN RI Bidang Kebijakan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara LAN RI Bapak Dr. Muhammad Taufiq, DEA., yang didampingi oleh Kepala Bidang Bidang Pengembangan Kompetensi Dasar, Manajerial dan Sosiokultural Bandiklat DIY Ibu Budiharti SE., M.Si.

Dalam laporannya Ibu Budiharti menjelaskan bahwa Pelatihan Kepemimpinan Administrator bertujuan untuk mengembangkan Kompetensi Peserta dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial Jabatan Administrator yang berlangsung kurang lebih selama 105 hari dimulai pada tanggal 2 Maret s.d. 24 Juli 2023 dengan metode Blended Learning. Agenda Pelatihan Kepemimpinan Administrator adalah sebagai berikut.

  1. Agenda Kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme;
  2. Agenda Kepemimpinan Kinerja;
  3. Agenda Manajemen Kinerja;
  4. Agenda Aktualisasi Kepemimpinan;
  5. Orientasi Program dan Evaluasi Pembelajaran.

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan I berjumlah 40 orang dengan rincian sebagai berikut: Pemerintah Daerah DIY berjumlah 8 Orang, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo DIY berjumlah 7 Orang, Pemerintah Kota Yogyakarta DIY berjumlah 6 Orang, Pemerintah Kabupaten Sleman DIY berjumlah 7 Orang, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul DIY berjumlah 2 Orang, Pemerintah Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah berjumlah 2 Orang, Pemerintah Kabupaten Blitar Provinsi Jawa Timur berjumlah 3 Orang, Pemerintah Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat berjumlah 4 Orang, dan Pemerintah Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu berjumlah 1 Orang.

Bapak Taufiq dalam kesempatannya mengutarakan bahwa peserta merupakan orang-orang terpilih atau bibit unggul. Dengan mengikuti pelatihan kepemimpinan, peserta diminta untuk membuat proyek perubahan. Proyek perubahan ini merupakan pendukung dari reformasi birokrasi yang tentunya berdampak bukan hanya sekedar proses administrasi sebagai syarat kelulusan tetapi juga pada prakteknya bermanfaat nyata bagi bangsa dan negara Indonesia salah satunya adalah manfaat secara ekonomis.

Bapak Aris Eko Nugroho dalam sambutannya menyampaikan bahwa penekanan reformasi birokrasi adalah pada aspek fokus dan prioritas. Fokus berarti upaya reformasi birokrasi secara khusus menyoroti akar masalah tata kelola pemerintahan. Sedangkan prioritas berarti tiap instansi dapat memiliki prioritas perbaikan  tata kelola pemerintahan, sesuai dengan karakteristik sumber daya dan tantangan yang dihadapi. Dari hasil evaluasi didapatkan beberapa hal menarik yang perlu menjadi catatan kita bersama diantaranya adalah

  1. Program Rb Minim value dikarenakan apatratur dipemerintah tidak memahami filosofi program;
  2. Adopsi program dari daerah lain yang dianggap berhasil, walaupun secara konsep tidak sesuai dengan kebutuhan daerah yang mengadopsi program;
  3. Penyusun dan pelaksana berbagai program reformasi hanya sekedar untuk memenuhi hasil/indikator evaluasi yang sudah ditetapkan oleh kementrian PAN RB;
  4. ASN/OPD masih terjebak bahwa inovasi merupakan produk teknologi digital semata, sehingga hal hal kecil yang mendasar terkait pelayanan tersisih;
  5. Inovasi tidak selamanya hal yang baru, aspek suistanability yang berarti melanjutkan dan menyempurnakan hal yang sudah ada pun sebenarnya termasuk inovasi;
  6. ASN/OPD masih saja terjebak pada kuantitas dan output, pada kemasan, bukan pada konten atau isi;
  7. Mentalitas dan Kecerdasan EQ pemimpin yang belum selaras dengan esensi Reformasi birokrasi.
  8. Tekanan untuk berinovasi dan berprestasi memunculkan syndrome berupa Silo Mentality yang pada realitanya menyebabkan egoism sectoral, baik antar opd, antar unit dalam satu OPD.

Tidak ada yang dapat memahami damn memperbaiki masalah internal birokrasi, selain para birokratnya sendiri. Harapan kedepannya berkat dari pelatihan ini akan muncul pemimpin pemimpin yang lebih baik lagi dan sosok pemimpin yang tidak hanya mampu bertahan akan tetapi juga mampu untuk berkembang.

(slm)